SPOTNEWS.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS, lantaran sentimen positif pasar terhadap aset berisiko setelah PDB AS kuartal IV-2022 mengindikasikan potensi resesi berkurang di AS. Hal ini disampaikan pengamat pasar uang Ariston Tjendra dilansir Antara di Jakarta.
Diketahui, pada priode tersebut pertumbuhan PDB AS menunjukan pertumbuhan sebesar 2,9 persen, tentu lebih tinggi dari ekspektasi 2,6 persen.
sementara Nilai Rupiah pada Jumat pagi dibuka tertekan 28 poin atau 0,18 perseen ke posisi Rp. 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp. 14.948 per dolar AS.
“Indikasi potensi resesi tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya juga sudah disampaikan oleh kepala Dana Moneter Internasional (IMF) di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pekan lalu. Sedangkan, Ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan AS yang hanya 25 basis poin (bps) pada rapat bank sentral AS, The Fed, di Februari 2023, juga masih menjaga potensi penguatan rupiah, “ujar Ariston.
lebih lanjut Ariston, menyebut pedagang secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 BPS pada Rabu depan (1/2), turun dari kenaikan 50 bps pada Desember 2022. Tentu potensi penguatan rupiah ke arah Rp14.880 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp15.000 per dolar AS.
“Sementara dari internal, penguatan rupiah masih didukung oleh arus masuk bersih modal asing (net foreign inflow) ke pasar obligasi Indonesia yang sudah berlangsung sejak dua pekan lalu. Mengalirnya modal asing ke pasar obligasi Indonesia dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap The Fed yang mengendurkan kenaikan suku bunganya dan sentimen positif pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia yang membaik, “terangnya
Terdapat aliran modal asing masuk bersih sebesar Rp14,8 triliun pada periode 16-19 Januari 2023, yang mayoritas masuk ke pasar surat berharga negara (SBN). Modal asing masuk ke pasar SBN mencapai Rp14,49 triliun, sedangkan modal asing masuk ke pasar saham sebanyak Rp300 miliar.
Dengan demikian sejak 1-19 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp36,33 triliun di pasar SBN, namun terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham senilai Rp7,94 triliun.
Premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun juga naik ke level 87,21 bps per 19 Januari 2023 dari 86,08 bps per 13 Januari 2023.
Pada Kamis (26/1), rupiah ditutup meningkat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.948 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.965 per dolar AS. (ar/an)