SPOTNEWS.id, Surabaya – Ibadah puasa di Bulan Ramadhan 1444 Hijriah tak terasa telah memasuki hari kelima. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmatnya kita dapat menjalani ibadah puasa dengan baik tanpa kurang satu apapun.
Pada bulan Ramadhan kali ini, selain penting untuk kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, kita juga harus dapat meningkatkan wawasan.
Dalam upaya memperluas wawasan, pergi ke museum dapat menjadi pilihan yang dapat dilakukan sekaligus mengisi waktu menunggu buka puasa. Kota Surabaya memiliki beraneka ragam museum, salah satunya adalah Museum Dr.Soetomo.
Museum Dr.Soetomo terletak di Jalan Bubutan No.85-87. Bangunan Museum Dr.Soetomo sangatlah mudah untuk ditemui menyusul letaknya yang ada di kiri jalan dan dihiasi patung seluruh badan Dokter Soetomo di depannya.
Kawasan tersebut lebih umum dikenal sebagai pendopo Gedung Nasional Indonesia (GNI). Hal tersebut karena kawasan pendopo menjadi saksi sejarah persiapan kemerdiaan sejak tahun 1932.
Pada kedua sisi pendopo dapat ditemukan paviliun yang berfungsi sebagai tempat perundingan pergerakan nasional. Pavilun yang berada di bagian selatan dan pendopo utama pernah mendapatkan serangan bom dari pasukan Belanda.
Pasca dibom, setengah dari pavilun tersebut mengalami kehancuran dan secara sengaja tidak dibangun kembali guna mengingat pertempuran saat itu. Apabila anda datang ke Museum Dr.Soetomo, anda dapat menemukan sisa tembok yang pernah diserang bom.
Saat ini sisa bangunan dari paviliun difungsikan sebagai Museum Dr. Soetomo.Sementara itu paviliun utara kini beralih fungsi menjadi sekolah SMK Bubutan serta kanto majalah Penjebar Semangat.
Menurut sejerah pasca pendopo utama diserang bom oleh pihak Belanda, lantas bangunan tersebut dibangun kembali dengan menggunakan dana masyarakat.
Setelahnya pendopo tersebut difungsikan sebagai Gedung Kesenian utamanya menampilkan Ludruk. Hal ini karena salah satu penyumbang dana pembangunan pendopoo merupaka tokoh Ludruk yang mahsyur di Surabaya, yaitu Cak Durasim.
Namun pasca Indonesia merdeka, area bangunan tersebut difungsikan sebagai Pusat Darurat Badan Keamanan Rakyat (BKR) ketika pertempuran 10 November 1945.
Pendopo tersebut juga pernah disewakan untuk acara pernikahan. Tetapi setelah area bangunan tersebut difungsikan sebagai museum, pendopo beralih fungsi menjadi museum yang bertujuan untuk memberikan informasi sejarah.
Museum Dr.Soetomo sendiri terdiri atas dua lantai. Lantas pertama menampilkan informasi terkait dengan sejarah perjalan Dr.Soetomo. Lalu di lantai dua terdapat ruang yang berisi tiruan praktik Dr.Soetomo selama bertugas menajadi dokter dan juga beberapa benda koleksi.
Sebagai tambahan informasi, tidak semua barang yang ditampilkan di Museum Dr Soetomo adalah asli. Barang yang asli hanyalah meja dan kursi tamu yang ditampilkan di lantai 2.
Koleksi tersebut didapat dari rumah Dr.Soetomo dahulu yang berlokasi di Jalan Simpang Dukuh Nomor 12 Surabaya. Terakhir, anda dapat berkunjung ke Museum Dr.Soetomo setiap hari Senin-Jumat, pada pukul 08.00- 16.00 WIB. Pada hari Sabtu-Minggu beroperasi mulai pukul 07.00-15.00.
Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli tiket karena pihak Pemkot Surabaya telah menggratiskannya. Jadi bagaimana apakah anda masih tidak tertarik berkunjung ke sana? (***)