SPOTNEWS.ID – Pemerintah Indonesia sedang meningkatkan upaya untuk mengatasi pertumbuhan radikalisme di negara ini. Sebuah kurikulum baru telah diperkenalkan di salah satu pesantren di Jawa Timur, yang bertujuan untuk mengurangi pemikiran radikal dan intoleransi di kalangan generasi muda tanah air.
Jihadpreneur baru-baru ini diperkenalkan oleh KH. Muhammad Zakki, pendiri Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo. Sebagai pengasuh pesantren, Zakki menemukan banyak orang yang salah paham tentang makna Jihad.
“ Kata ‘’Jihad’’ memiliki reputasi buruk di dunia yang lebih luas. Orang-orang menganggap Jihad berarti meneror orang dan berperang melawan agama lain. Saya ingin mengubah pola pikir itu. Jihadpreneur mengajarkan santri untuk mandiri, berwawasan bisnis, dan aset bagi perekonomian negara,” ujar KH. Zakki kepada Spotnews.id (KO)