SPOTNEWS.id, Sidoarjo – Rizki Ubaidillah, remaja berusia 19 tahun asal Desa Betro, Kecamatan Sedati, Sidoarjo diikat tangan dan kakinya bertahun-tahun oleh keluarga. Remaja disabilitas itu diikat sejak berusia 5 tahun, artinya dia sudah menjalani hidup dengan ikatan kain di tangan dan kakinya selama 14 tahun.
Putra dari pasangan Aryadi (49) dan Umi Mufidah (41) itu terpaksa diikat karena dia kerap melukai dirinya sendiri. Rizki sering mencakari dan memukuli tubuh serta kepalanya sendiri hingga luka parah. Keluarga menceritakan bahwa tingkah aneh Rizki muncul sejak kecil sampai mengalami keterbelakangan.
Sejak kecil sampai tumbuh besar, remaja yang namanya sempat diganti oleh orang tuanya dengan nama Zakaria itu belum pernah mengenyam pendidikan.
Setiap hari, Rizki dijaga oleh orang tua dan neneknya. “Apabila tangannya lepas, keponakan saya itu sering mencakar-cakar wajahnya hingga berdarah. Kalau tidak begitu, memukuli wajah dan kepalanya. Kadang kala juga kepala dibentur-benturkan ke tembok sampe memar,” ucap paman Rizki.
Pihak keluarga mengaku sangat prihatin dengan kondisi itu. Tapi karena keterbatasan ekonomi, mereka hanya bisa menjaga sendiri Rizki di rumahnya. Terpaksa diikat menggunakan kain agar tidak melukai dirinya sendiri.
“Saya itu setiap hari ikut menjaga dan kasihan dengan cucu saya yang semestinya sesama umur sebayanya sudah lulus sekolah, dan bermain-main, namun kondisinya seperti ini,” ujar nenek Rizki.
Kabar keberadaan remaja yang diikat itu terdengar sampai ke Wakil Bupati Sidoarjo Subandi. Bersama rombongan, Wabup pun mengunjungi rumah keluarga tersebut, Selasa (21/2/2023).
Usai bertemu keluarga dan melihat langsung kondisi Rizki, Wabup Subandi meminta agar remaja itu harus segera mendapat penanganan untuk kesembuhannya.
“Kasihan kalau melihat ada warga seperti ini, mereka berhak mendapatkan pelayanan dan penanganan dari pemerintah,” ucap H. Subandi.
Wabup pun menginstruksikan penanganan ini ke Dinas Kesehatan. Dia meminta agar Rizki mendapat penanganan yang baik bagi kesembuhan jiwa dan mentalnya.
“Jika kondisinya sudah membaik, selanjutnya akan ditawarkan kepada keluarganya terkait pendidikannya. Mungkin belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) atau lainnya,” lanjutnya.
Dan setelah dikunjungi Wabup, Rizki langsung dibawa pihak Puskesmas Sedati untuk dirujuk ke RSUD Sidoarjo agar mendapat penanganan penyembuhan. (ar)