SPOTNEWS.ID, Surabaya, Jatim – Pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo KH. Muhammad Zakki menegaskan, langkah awal untuk membangun pondok pesantren yang berorientasi entrepreneur adalah dengan menguatkan pembangunan karakter santripreneur. Kalau karakter santri sudah terbentuk maka akan muncul jihadpreneur, yakni jihad untuk bekerja dan itu bagian dari ibadah.
“Penguatan karakterpreneur harus terbentuk di pesantren. Kalau karakter ini terbentuk akan muncul jihad. Dan jihadnya adalah jihadpreneur. Jihadpreneur itu artinya bersungguh-sungguh berwirausaha karena berwirausaha, bekerja adalah ibadah,” tegas Kiai Zakki yang sudah mengekspor kopi pesantrennya ke Australia dan Dubai tersebut.
Jihad Entreprneur Mindset Baru Untuk Transformasi
Zakki menambahkan mindset tentang jihadpreneur. Jihad entrepreneur atau jihadpreneur akan menjadi mindset baru untuk bertransformasi dari budaya konsumtif menjadi budaya yang produktif dibidang ekonomi. Karena setiap pesantren punya karakteristik masing-masing, mulai dari salaf (tradisional), moderen dan preneur.
“Kedepan jihadpreneur akan menjadi mindset baru untuk bertansformasi dari budaya konsumtif ke budaya produktif menghasilkan produk yang bernilai ekonomis. Tentunya diperlukan pendekatan khusus, karena setiap pondok pesantren punya karakteristik yang berbeda dengan ciri kekhasannya. Misalnya, pesantren salaf, pesantren khalaf (modern), dan pesantren entrepreneur (mengembangkan sektor usaha entrepreneurship). pendekatannya tentu berbeda” terangnya, Sabtu (27/08/2022).
Pesantren salaf (tradisional), dijelaskannya lebih condong tidak mengikuti kurikulum pemerintah, sebab memiliki standar sendiri. Kalau pesantren khalaf berciri pendidikannya sudah moderen tetapi tidak menghilangkan tradisi lama dan standar pendidikannya sudah mengikuti kurikulum pemerintah, lanjut Kiai Zakki. Terakhir ini adalah pesantren entreprenur.
Untuk penguatan jenis pesantrenpreneur agar jihadnya jihadpreneur, Kiai Zakki menambahkan di Jawa Timur ada program andalan Gubernur Jawa Timur, yaitu OPOP (One Pesantren One Product) ini tentu akan mempercepat transformasi budaya preneur di kalangan pesantren yang bisa di ikuti oleh pesantren-pesantren di Jawa Timur untuk berjihad entreprneur dengan memproduksi produk yang bernilai ekonomis.
“Apresiasi kepada Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansah dengan program OPOP yang kami harapkan melalui program tersebut pesantren akan bertransformasi, mindsetnya preneur dan menjadi budaya preneur bagi pesantren. Kalau sudah budayanya itu preneur, kiainya preneur, santrinya preneur maka jihadnya adalah jihadpreneur. Jihad dibidang ekonomi entrepreneurship,” jelasnya kepada spotnews.id sambil mencontohkan pesantrennya yang berjihadpreneur mencetak santripreneur memproduksi kopi. (Lik)