SPOTNEWS.id, Jakarta – Perekonomian Indonesia terancam lemah, hal ini di sebabkan terjadinya peningkatan tekanan geopolitik yang berdampak pada terganggunya kinerja ekspor.
Presiden Jokowi sebelumnya telah menyebut, ekonomi pada tahun 2023 merupakan ujian berat bagi pengusaha dam eksportir. tak hanya Indonesia, sejumlah negara-negara besar juga terdampak, seperti Uni Eropa, China dan Amerika Serikat..
“Pada 2023, kita menghadapi posisi yang tidak mudah untuk dihadapi, tidak hanya Indonesia, semua negara di dunia juga posisinya menghadapi kesulitan ekonomi, karena tekanan geopolitik yang sangat tinggi, seperti negara besar Uni Eropa, China, Amerika Serikat (AS), “ujar Jokowi di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Meski demikian, ia optimistis Indonesia bisa menghadapi 2023 dengan baik, sama seperti saat 2022.
“Oleh karena itu saya menekankan setiap perubahan yang ada di dunia harus direspons dengan cepat, karena kebijakan yang diputuskan juga harus dengan membaca dinamika yang ada di dunia, “terangnya.
Sementara itu, ia melihat banyak capaian positif di tengah tekanan eksternal pada 2022. Hal itu setidaknya tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2022 sebesar 5,72 persen. Kemudian, pendapatan negara juga tumbuh 30,36 persen.
“Saya berharap agar APBN 2023 difokuskan pada kegiatan dan program yang produktif, terutama untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan, serta difokuskan kepada ketahanan pangan serta agenda menjelang pemilu, “tuturnya.
Menghadapi hal ini, secara terpisah, Ketua Perkumpulan Pengusaha Emas Nusantara (PPEN), Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si menambahkan, dalam tantangan ekonomi global di Indonesia perlu strategi, utamanya, meningkatkan proses hiliriasai untuk perluasan lapangan kerja agar devisa negara bertambah.
“Saya mendukung pemerintah untuk secara bersama-sama menekan angka inflasi dibawah 5 persen, karena peluang agar terbebas dari gejolak ekonomi di Indonesia bisa terjadi, tentu saya juga berharap kita semua pengusaha di Indonesia cerdik dalam mencari cela agar bertahan ditengah kegaduhan ekonomi global, “pungkas Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. (kv/cn)