Spotnews.id- Suasana desa di Kabupaten Sidoarjo, khususnya di Desa Wadungasri VIII, terlihat berbeda pada hari itu. M Chasbil Azis Salju Sodar, yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Jazuk, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo, melakukan blusukan dari rumah ke rumah untuk menyerahkan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Mengenakan baju batik dan kopiah hitam, Gus Jazuk tidak sekadar melakukan tugas administratif, tetapi juga menjalin kedekatan emosional dengan warga melalui gerakan langsung yang menyentuh.
Pagi itu, Gus Jazuk memulai kegiatannya dengan menyerahkan bantuan biaya hidup kepada Ibu Siti Arofah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Wadungasri VIII. Dengan wajah haru dan penuh syukur, Ibu Siti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterimanya. “Ini sangat membantu saya, terima kasih Baznas dan Gus Jazuk,” ujarnya sambil memegang amplop berisi bantuan.
Tak hanya itu, Gus Jazuk melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu Umilah, seorang warga di RT 02 RW 02, Desa Wadungasri. Rumah sederhana milik Ibu Umilah menjadi saksi atas ketulusan program ini. “Kami ingin memastikan bahwa dana zakat benar-benar sampai ke tangan mereka yang membutuhkan,” ungkap Gus Jazuk dengan nada penuh kehangatan, sambil menyerahkan bantuan untuk Ibu Umilah.
Langkah serupa juga dilakukan Gus Jazuk dengan mendatangi rumah Ibu Tutik Alfiyah. Ibu Tutik terlihat terkejut namun sangat senang menerima kedatangan Gus Jazuk dan tim Baznas. “Terima kasih banyak, semoga bantuan ini membawa berkah bagi kami,” kata Ibu Tutik, menyambut bantuan tersebut dengan senyum bahagia.
Selain itu, Gus Jazuk juga menyerahkan bantuan untuk pembangunan aula Yayasan Pendidikan Perlaungan di Berbek, Waru. Menurutnya, sektor pendidikan adalah salah satu prioritas utama Baznas Sidoarjo. “Pendidikan adalah fondasi masa depan masyarakat. Dengan adanya aula ini, semoga proses belajar mengajar di sini semakin baik dan nyaman,” ujar Gus Jazuk.
Di balik blusukan tersebut, Gus Jazuk menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menjalin hubungan emosional dengan penerima manfaat. “Saya ingin melihat langsung kondisi mereka, mendengar cerita mereka. Ini lebih dari sekadar angka dalam laporan. Zakat harus terasa langsung oleh yang membutuhkan,” ungkapnya saat ditanya mengenai alasan turun langsung ke lapangan.
Program distribusi bantuan yang digelar oleh Baznas Sidoarjo ini mendapat sambutan hangat dari warga yang kurang mampu. Bagi mereka, kehadiran Gus Jazuk dengan membawa bantuan adalah sebuah harapan baru yang nyata. Dengan gaya kepemimpinan yang dekat dengan masyarakat, Gus Jazuk membuktikan bahwa zakat tidak hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga bisa menjadi instrumen perubahan sosial yang sangat berarti.
Langkah Gus Jazuk ini menjadi bukti bahwa kepedulian tidak cukup hanya di atas kertas. Pemimpin sejati adalah yang turun langsung, berbagi dengan hati, dan membawa perubahan yang konkret bagi masyarakat. Sidoarjo patut berbangga memiliki seorang pemimpin Baznas yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bergerak untuk kebaikan bersama. Sebuah pelajaran penting bagi semua pemimpin di mana pun: tidak ada yang lebih indah daripada berbagi langsung dengan hati.(Laporan:Spotnews.id-Ryn)