Surabaya, Spotnews.id – Para calon jamaah haji 2024 bingung saat melakukan aturan baru dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait istitha’ah kesehatan. Pasalnya, banyak calon jamaah merasa tidak pernah mengeluh soal kondisi kesehatannya tapi saat melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas ternyata dinyatakan belum istitha’ah kesehatan dan diminta melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit hingga harus pula melakukan medical check up (MCU). Dengan demikian yang bersangkutan harus menambah biaya lagi.
“Sekarang ada aturan baru, calon jamaah haji harus istitha’ah kesehatan dulu baru bisa melakukan pelunasan biaya haji atau Bipih. Ada tahapan cek kesehatan di Puskesmas, mulai ke loket pendaftaran, ke bagian haji mengurus administrasinya, lalu tes urine di lab Puskesmas. Kemudian, cek kesehatan lagi ke Lab Ultra Medica, untuk rekam jantung dan lain-lain. Setelah itu diminta sarapan lalu cek lagi di lab Puskesmas untuk tes diabet,” kata seorang calon jamaah haji saat ditemui spotnews.id.
Calon jamaah haji ini melakukan cek kesehatan di Puskesmas Kota Sidoarjo, lalu diminta melakukan tes laboratorium di Ultra Medica, tapi hasilnya ternyata belum istitha’ah sebab terindikasi ada masalah pada jantungnya.
“Padahal saya tidak ada keluhan apa-apa. Saya penasaran lalu cek ke Poli Jantung di RSI Siti Hajjar pakai BPJS, hasilnya kata dokter, jantung saya juga bagus. Tapi karena tidak bisa dipakai untuk mengurus istitha’ah haji, saya tetap MCU di RSUD Sidoarjo untuk EKG Jantung dengan biaya Rp 800.000. Ini karena tidak bisa pakai BPJS untuk haji. Bila normal, biayanya hanya Rp 850 ribuan, tapi ini ditambah Rp 800.000 lagi,” ujarnya.
Hasil dari EKG di RSUD Sidoarjo itu, kata dokter, calon jamaah tersebut terindikasi jantung koroner. “Tapi dokter tetap menetapkan saya istitha’ah dengan pendampingan obat. Sementara suami saya belum istitha’ah dan harus menunggu dua minggu lagi untuk cek kesehatan di Lab, padahal waktu pelunasan kan mepet, hingga 12 Februari, sementara kami ini jamaah cadangan juga. Kan bingung,” katanya.
Calon jamaah kuota cadangan bingung sebab untuk mengurus istitha’ah kesehatan saja butuh waktu beberapa hari dan biayanya bisa juga mahal, tapi belum tentu bisa berangkat haji.
(Sumber: Kemenang // Spotnews.id – Lik)