Lamongan, Spotnews,id – Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas) Kabupaten Lamongan, Di sudut sebuah desa kecil bernama Warukulon, Kecamatan Pucuk, Lamongan, hidup seorang pria tua bernama Mbah Nuradji. Di usianya yang senja, beliau menjalani hari-hari dengan penuh keterbatasan. Keadaan ini diperparah oleh kondisi fisiknya yang lemah akibat kecelakaan yang dialaminya beberapa tahun lalu. Akibat kecelakaan itu, Mbah Nuradji kini hanya mampu terbaring lemah di tempat tidurnya, tak lagi bisa bekerja untuk menyambung hidup.
Namun, di tengah kesulitan yang mendera, ada sedikit cahaya harapan yang datang dari BAZNAS Provinsi Jawa Timur melalui program santunan dhuafa-fakir “JATIM PEDULI”. Sebagai salah satu penerima bantuan program ini, Mbah Nuradji kini mendapatkan santunan sebesar Rp. 600.000,- per bulan, yang akan ia terima hingga akhir hayatnya.
“Bantuan yang saya terima setiap bulan ini sangat berarti bagi kami. Terima kasih kepada semua pihak yang telah peduli dan membantu”, ujar Mbah Muradji kepada Tim SAI yang melaksanakan monev guna memastikan bantuan dari BAZNAS Jatim sudah tepat sasaran.
Bantuan ini, meski sederhana, menjadi penopang bagi Mbah Nuradji dan keluarganya. Hidup di rumah bekas warung yang berada di tepi jalan raya, beliau tidak sendirian. Ada anaknya, Indah, yang pulang dari Kalimantan untuk merawat sang ayah tercinta. Kehadiran Indah menjadi anugerah tersendiri bagi Mbah Nuradji, meski kehidupan mereka tetap penuh keterbatasan.
Indah, yang semula bekerja di Kalimantan, harus kembali ke desa untuk menjaga ayahnya. Ia pun meninggalkan pekerjaannya di rantau demi merawat orang tua yang sangat ia cintai. Tidak hanya merawat Mbah Nuradji, Indah juga harus mengurus salah satu saudaranya yang mengalami gangguan jiwa, menambah beban yang harus ia pikul setiap harinya.
Rumah sederhana yang mereka tempati, meski jauh dari kata layak, menjadi saksi bisu perjuangan hidup keluarga kecil ini. Bagi Mbah Nuradji dan Indah, bantuan dari BAZNAS bukan sekadar angka dalam rupiah, melainkan uluran tangan yang membawa mereka sedikit lebih dekat pada harapan dan ketenangan. Bagi mereka, program “JATIM PEDULI” ini adalah berkah yang tak ternilai, memberikan sedikit kelegaan di tengah perjuangan hidup yang berat.
Di balik kisah duka ini, ada keteguhan hati seorang anak yang merawat ayahnya dengan penuh kasih, dan ada seorang ayah yang meski terbaring lemah, tetap berjuang untuk keluarganya. Bantuan yang diterima Mbah Nuradji adalah pengingat bahwa di tengah kesulitan, masih ada tangan-tangan yang peduli dan siap membantu.
Program “JATIM PEDULI” ini tak hanya memberikan bantuan finansial, tapi juga menjadi simbol bahwa di tengah gempuran kehidupan yang penuh tantangan, masih ada harapan yang bisa diraih. Bagi Mbah Nuradji dan keluarganya, harapan itu kini hadir lewat santunan yang mereka terima setiap bulan. Meski kecil, bantuan ini menjadi penghibur di tengah derita, dan harapan untuk hari esok yang lebih baik.
(Sumber: BaznasJatim // Spotnews.id – Iz)