SPOTNEWS.ID, Jakarta – Direktur Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengungkapkan produksi kopi nasional saat ini mencapai 774,70 ribu ton terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769 ribu ton atau 99,33% dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5,67 ribu ton atau 0,67%. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kilogram (kg) per haktare (ha).
“Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar di ekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa,” terang Nur Alam, Senin, 29/08/2022
Sehubungan dengan hal tersebut, pengusaha eksportir kopi Jawa timur, KH. Muhammd Zakki, M.Si, Selasa (30/08) mengatakan, secara nasional porduksi kopi Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mendongkark pasar luar negeri. “Kopi Indoneisa menurut saya masih perlu di tingkatkan untuk mendongkrak pasar luar negeri, mengapa? perolehan devisa dari hasil ekspor kopi kita masih belum mencerminkan kontribusi nilai yang optimal. 98,01% kopi yang diekspor masih dalam bentuk produk kopi biji dengan kualitas ekspor didominasi 70% oleh mutu standard,” kata Kiai Zakki.
Dorong Inovasi Bibit, Dongkrak Ekpor Kopi Keluar Negeri
Kiai Zakki menambhakan, inovasi adalah kunci untuk keberhasilan perkopian nasional. “Kita perlu inovasi dari aspek hulu, dalam hal ini bibit kopi, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Pak Mentan Syahrul Yasin Limpo, upaya untuk mengembangkan perkopian nasional produksi benih (bibit) kopi harus dikembangkan di berbagai daerah di seluruh sehingga Indonesia,” terangnya.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP) Provinsi Jawa Timur ini selalu mencari cara baru untuk mengembangkan ekspor kopi yang di produksi di pondok pesantrennya, yakni Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo. dimana Kiai Zakki saat ini mengembnagkan inovasi dari aspek hulunya. “Aspek hilir para santri sudah saya dorong membuat inovasi olahan produk hasil dalam kemasan packing yang menarik dan marketable tentunya menyesuaikan target pasar luar negeri negara tujuan. Jika tujuan negara Australia kita buat kopi membranding nama daerah penghasil kopi yaitu Javanes Coffee. begitu juga negara lainnya kita menyesuaiakan, semuanya ada strateginya untuk memasarkan kopi ke luar negeri. Untuk sat ini kita sedang membuat inovasi dari sisi hulu dalam hal ini bibit,” jelas Ketua dewan Kopi Jawa Timur ini. (El-Hud)