SPOTNEWS.id, Jakarta – Melemahnya perekonomian di Indonesia pada priode 2022-2023, berdampak pada menurunnya perolehan sektor mikro menengah maupun mikro kecil. Lantas bagaimana upaya pemerintah mengatasi hal ini ?
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Konsultan Pajak, Yulianto Kiswocahyono kepada puluhan mahasiswa magang di kantornya, bahwa lemahnya perekonomian terbukti dari laporan SPT Badan Perusahaan Tahun 2022 yang pihaknya kerjakan di tahun 2023, terdapat sejumlah perusahaan asal Jawa Timur mengalami penurunan omset yang sangat signifikan.
“Hal tersebut bisa jadi, disebabkan oleh meningkatnya risiko stagflasi, ketidak pastian pasar keuangan global, tekanan inflasi, dan situasi geopolitik, “ujar Yulianto di Surabaya, Jumat (5/5/2023).
Lebih lanjut, Yulianto yang juga sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Fiskal & Moneter Kadin Jatim mengungkapkan, bahwa tahun 2022 sejumlah perusahaan asal jatim mengalami penurunan omset sebesar 30 % sampai 50 % dibanding penerimaan omset pada tahun 2021.
” Di Jatim, sejumlah klien saya mengalami penurunan omset yang lumayan besar sampai 50 %, namun berbeda dengan klien dari luar pulau justru omsetnya naik sebesat 50%,” ungkapnya.
Menurutnya, kasus ini perlu diperhatikan bahwa ketidak pastian pasar, kemungkinan besar menjadi penyebab para pengusaha gulung tikar hingga berdampak banyak pengangguran.
“Pemerintah perlu turun tangan, tentunya jangan hanya mendengar aspirasi, kalau bisa melakukan tindakan dan perhatian bagi pengusaha khususnya di Jawa Timur,” kata dia.
Sementara itu, kata Yulianto, tahun 2022 bisa dikatakan merupakan priode yang sulit bagi pelaku usaha, dimana pemerintah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) untuk mencegah penularan Covid-19.
“Tahun lalu yang kita ketahui, pemerintah memberlakukan aturan PPKM dan baru dicabut pada akhir 2022, tentu kegiatan ekonomi baru dimulai, “terangnya.
Editor: Ad/Spotnews Jakarta