Surabaya, Spotnews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengeluarkan imbauan kepada pelaku usaha, termasuk mal dan restoran, untuk memiliki tempat pengelolaan sampah secara mandiri. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menekankan bahwa sampah yang dihasilkan dari kegiatan usaha tersebut dapat memberikan beban tambahan bagi tempat pembuangan akhir (TPA) di Benowo.
“Kenapa di mal juga di rumah makan itu nggak dipilah? Kalau enggak diatur, diberi kebebasan membuang sampah ke TPA dan tidak diedukasi ya nggak pernah selesai,” ujar Eri
Eri juga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya segera mengumpulkan para pengusaha mal dan restoran guna membahas masalah pengelolaan sampah.
“Jangan ada lagi tempat usaha, tapi memberikan beban sampah kepada Kota Surabaya, komitmennya itu. Jadi semua tempat usaha memilah sampah sejak dari tempat usahanya,” tegasnya.
Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, berjanji akan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Benowo pada tahun 2025. Ia merencanakan penambahan empat tempat pengelolaan sampah (TPS) berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle). “Surabaya ini idealnya memiliki 37 TPS 3R, saat ini kami masih ada 12 TPS 3R. 2025 kami berharap bisa menambah 4 TPS 3R sehingga secara keseluruhan bisa mengurangi sampah di TPA Benowo,” ungkap Dedik.
Dedik juga menegaskan komitmennya untuk menggerakkan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah mandiri. Berdasarkan data dari DLH Surabaya, saat ini sampah yang masuk ke TPA Benowo mencapai sekitar 1.099 ton per hari.
Dedik menargetkan angka tersebut bisa diturunkan menjadi 1.000 ton per hari pada tahun 2025. “Tahun ini akan kami tingkatkan lagi pemberdayaan masyarakatnya sehingga harapan kami di akhir tahun 2025, sampah yang masuk ke TPA Benowo maksimal hanya 1.000 ton per hari,” tutupnya.