Sidoarjo, Spotnews.id – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kab. Sidoarjo mengunjungi Desa Sukorejo di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, dipenuhi harapan baru. Dalam sebuah rumah kontrakan kecil berukuran 2×3 meter, Astriana, seorang janda tangguh, menerima bantuan biaya hidup dari Baznas Sidoarjo. Rumah itu bukan miliknya, hanya sebuah kos sederhana yang ia tinggali bersama anak semata wayangnya. Pendapatannya sebagai buruh serabutan di Surabaya seringkali hanya cukup untuk bertahan hidup.
Astriana bukan satu-satunya penerima manfaat hari itu. Dalam kegiatan distribusi bantuan biaya hidup yang digelar Baznas Sidoarjo, ada sebelas nama lain dari beberapa desa di Kecamatan Buduran. Ada Kusnadi, Nugraini, Kasan, Watiyah, Suparmi, hingga Siti Jamilah, yang semuanya memiliki cerita hidup masing-masing. Namun, mereka dipersatukan oleh satu hal: kesederhanaan dan perjuangan hidup yang tiada henti.
“Bantuan ini bukan hanya sekadar amplop. Ini adalah doa dari banyak orang, amanah dari umat, yang kita salurkan kepada mereka yang membutuhkan,” ujar M. Shofwan, staf pelaksana Baznas Sidoarjo yang memimpin distribusi bantuan hari itu. Dengan tenang, ia mendampingi perangkat desa Sukorejo menyerahkan bantuan langsung kepada Astriana.
Astriana tidak banyak bicara. Wajahnya menyiratkan rasa syukur yang dalam. Hidup sebagai janda miskin, ia tidak pernah meminta lebih dari sekadar tempat untuk bernaung dan sesuap nasi untuk anaknya. Dengan penghasilan anaknya yang pas-pasan, bantuan dari Baznas ini adalah secercah cahaya di tengah kesulitan.
Distribusi bantuan ini tidak hanya berhenti di Desa Sukorejo. Tim Baznas melanjutkan perjalanan ke Desa Sidokerto, Sidokepung, dan Banjar Kemantren, menyerahkan bantuan kepada mereka yang namanya telah tercatat. Ada ibu-ibu lanjut usia, bapak-bapak yang berjuang sendiri, serta keluarga-keluarga kecil yang menggantungkan harapan pada kemurahan hati orang lain.
“Ini adalah bentuk nyata dari zakat yang terkumpul. Setiap rupiah yang diamanahkan kepada kami harus sampai ke tangan mereka yang berhak,” lanjut Shofwan. Ia juga menekankan bahwa bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup penerima manfaat, setidaknya untuk beberapa waktu ke depan.
Harapan itu nyata, meski kecil. Di rumah-rumah sederhana itu, di tengah cerita-cerita penuh perjuangan, bantuan dari Baznas Sidoarjo menjadi pembawa semangat baru. Mungkin tidak bisa mengubah hidup sepenuhnya, tetapi cukup untuk mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendiri dalam perjalanan ini. Harapan itu nyata, bahkan di tempat sekecil kamar berukuran 2×3 meter.
(Laporan: Baznassidoarjo // Spotnews.id – Iz)