Spotnews.id- Wajah mungil dengan sorot mata penuh perjuangan menjadi saksi bahwa hidup tidak selalu mudah. Di Kelurahan Bulu Sidokare, Kecamatan Kota Sidoarjo, dua anak pejuang Cerebral Palsy (CP) menerima bantuan dari Baznas Kabupaten Sidoarjo, Rabu (18/12). Bantuan ini bukan hanya sekadar uluran tangan, tetapi juga simbol harapan agar kehidupan mereka dapat sedikit demi sedikit menjadi lebih layak.
Ananda Hawa Nida Karimah, seorang bocah perempuan berusia 6 tahun, lahir dengan Cerebral Palsy yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Setiap hari, Hawa menghabiskan waktu dalam keterbatasan, dibantu oleh sang ibu yang dengan sepenuh hati merawatnya. Ayahnya, Cik Umar, seorang kuli bangunan, berusaha mengais nafkah untuk keluarga kecil mereka. Hidup mereka sederhana dan sering kali terhimpit oleh keterbatasan ekonomi. Mereka termasuk dalam golongan keluarga miskin (Gakin) yang sering kali hanya bisa mengandalkan doa dalam menghadapi segala cobaan hidup.
Hawa adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya, yang kini duduk di bangku SMA, menjadi saksi bisu perjalanan berat keluarga ini. Pada hari ini, Baznas Sidoarjo hadir langsung di rumah mereka, dengan staf Baznas, M. Sofwan, yang menyerahkan bantuan biaya hidup kepada ibu Hawa. Bantuan tersebut disertai dengan assessment untuk merumuskan bentuk pendampingan berkelanjutan yang lebih tepat agar keluarga ini dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.
Tidak jauh dari situ, di sebuah sudut lain Bulu Sidokare, Muhammad Fahmi, seorang remaja berusia 16 tahun yang juga hidup dengan Cerebral Palsy sejak lahir, tampak tersenyum bahagia saat kursi roda barunya tiba. Kursi roda tersebut bukan hanya sekadar alat, tetapi juga simbol kebebasan dan harapan baru bagi Fahmi yang selama ini tergantung penuh pada keluarga. Permohonan keluarganya untuk mendapatkan kursi roda melalui Baznas dan kelurahan akhirnya terwujud pada hari itu.
Proses penyaluran bantuan ini dilakukan langsung oleh M. Sofwan dari Baznas Sidoarjo, didampingi oleh perangkat kelurahan Bulu Sidokare. Tidak ada prosesi megah atau seremonial yang menyertai penyerahan bantuan tersebut. Yang ada hanyalah ketulusan yang mengalir, tersampaikan lewat senyum ibu-ibu yang tak henti mengucap, “Alhamdulillah.”
Menurut M. Sofwan, penyaluran bantuan ini bukanlah titik akhir, melainkan langkah awal dari sebuah pendampingan yang berkelanjutan. “Kami datang bukan hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga untuk memastikan bahwa bantuan ini tepat sasaran. Kami berkomitmen untuk merumuskan bantuan jangka panjang agar adik-adik kita ini bisa hidup lebih layak,” ungkapnya.
Kehadiran Baznas di Bulu Sidokare pada hari itu menjadi oase bagi keluarga-keluarga yang tengah berjuang dalam kesulitan ekonomi. Hawa dan Fahmi mungkin tidak dapat banyak berbicara, tetapi tatapan mereka sudah cukup untuk menyampaikan pesan: bahwa setiap bantuan, sekecil apapun, adalah penyemangat yang tak ternilai untuk terus bertahan hidup.
Baznas Sidoarjo mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada mereka yang membutuhkan. Bantuan tidak hanya tentang materi, tetapi juga tentang kepedulian, perhatian, dan niat tulus untuk membantu meringankan beban mereka yang tengah berjuang. Dengan langkah-langkah kecil ini, diharapkan kehidupan mereka yang tertatih dapat menjadi lebih berarti dan penuh harapan.
(Laporan:Spotnews.id-Ryn)