Spotnews.id- Surabaya, Jawa Timur – Pagi itu seharusnya menjadi hari yang biasa bagi seorang ibu bernama Fitria Ulfa, saat ia bersiap-siap untuk berangkat ke pasar bersama putri tercintanya, Azzahra Aulia. Namun, takdir berkata lain. Sebuah mobil pickup yang melaju kencang menabrak mereka dari belakang, mengubah hari yang cerah menjadi suatu musibah.
“Awalnya saya mau berangkat ke pasar, tiba-tiba ditabrak dari belakang sama mobil pickup,” kata Ibu Fitri dengan suara yang bergetar. Spontan, tubuhnya terpental sedangkan Azzahra terseret bersama sepeda motor yang ditumpanginya. Sementara mobil pickup yang menabraknya melarikan diri tanpa tanggung jawab.
Azzahra, yang awalnya seorang anak yang aktif di berbagai kegiatan, kini menghadapi kenyataan pahit.
“Awalnya Azzahra bisa jalan, bisa sekolah seperti biasa. Tapi, lama kelamaan, jalannya jadi pincang,” ujar Ibu Fitri sambil mengenang masa-masa sebelum kecelakaan itu terjadi.
Perjalanan Panjang Menuju Pemulihan
Setelah kecelakaan, Azzahra dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Dokter menyarankan agar ia dirujuk ke spesialis ortopedi. Serangkaian pemeriksaan, termasuk rontgen dan MRI, mengungkapkan bahwa Azzahra mengalami saraf terjepit di tulang ekornya.
“Dari hasil MRI terlihat ada saraf yang terjepit di tulang ekornya, dan dokter mengatakan ada saraf yang putus di daerah lututnya, meskipun tulangnya tidak apa-apa,” jelas Ibu Aini.
Azzahra sering merasakan ngilu yang hebat, terutama saat duduk lama di sekolah. Rasa sakit itu semakin mengganggu aktivitasnya, hingga akhirnya ia harus menggunakan kursi roda.
“Biasanya Azzahra aktif terus, tapi sekarang dia tidak bisa apa-apa. Aktivitasnya harus dibantu dengan kursi roda, dan tongkat” tambah Ibu Fitri dengan penuh kekhawatiran.
Sementara itu, pengobatan hanya berupa terapi dan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit. Ketidakpastian ini menjadi cobaan bagi Ibu Fitri, terutama ketika harus mencari uang transportasi khusus untuk membawa Azzahra ke sekolah dan rumah sakit.
Harapan di Tengah Kesulitan
Kehidupan berjalan tidak mudah bagi Ibu Fitri. Dengan suami yang telah meninggal, ia harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat Azzahra. Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, Ibu Fitri berjualan martabak telur.
Di tengah segala keterbatasan, bantuan datang dari BAZNAS Provinsi Jawa Timur yang menyalurkan bantuan alat penyangga lutut (knee brace) kepada Azzahra yang diharapkan dapat membantu mengurangi rasa sakit sembari menunggu operasi yang baru bisa dilakukan ketika Azzahra berusia 17 tahun.
“Terima kasih untuk para muzakki dan juga BAZNAS yang sudah memberikan bantuan dan mensupport saya. Saya minta doanya semoga saya cepat sembuh dan bisa segera beraktivitas lagi dengan semangat,” ungkap Azzahra dengan senyuman yang penuh harapan.
Kisah Azzahra bukan hanya tentang perjuangan melawan rasa sakit, tetapi juga tentang harapan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup. Di balik senyuman Azzahra, tersimpan semangat yang tak pernah padam untuk meraih masa depan yang lebih baik.
(Laporan:Baznas//Spotnews.id-Ryn)