Spotnews.id- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur mengadakan audiensi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional VIII Surabaya pada Jumat (4/10/2024).
Pertemuan ini bertujuan membahas potensi kerja sama dalam memperkuat pengelolaan zakat di wilayah Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS Jatim, Prof. Dr. K.H. Ali Maschan Moesa, M.Si., menyampaikan pandangannya terkait pentingnya sinergi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga perbankan syariah seperti BSI.
Menurutnya, BAZNAS, yang tidak berada di bawah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), memiliki tantangan tersendiri namun juga peluang besar dalam menjalankan program-program zakat.
“Menurut saya, memang berbeda antara badan yang berada di bawah Kementerian dan yang tidak, seperti halnya badan kita yang tidak berada di bawah APBN. Ini menjadi keunikan tersendiri, karena hanya sedikit badan di Indonesia yang tidak mendapatkan anggaran dari APBN,” ujar Prof. Dr. Ali Maschan.
Prof. Ali Maschan juga menekankan pentingnya kerja sama dengan aparatur pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya, termasuk BSI, untuk memperluas pengelolaan zakat. Saat ini, BAZNAS sudah melibatkan aparatur sipil negara (ASN) di banyak wilayah di Jawa Timur, dalam program pembayaran zakat.
“Kami berharap pengumpulan zakat dari ASN bisa mencapai 70 persen, yang nantinya akan dikelola dan kembali ke daerah masing-masing untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.
Selain itu, Prof. Ali juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan zakat. Dengan memanfaatkan teknologi digital, BAZNAS dapat memaksimalkan pengumpulan zakat dari berbagai lapisan masyarakat dan mendukung UMKM. Kerja sama dengan lembaga seperti BSI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga diharapkan dapat memperkuat inisiatif ini.
“Kami melihat pentingnya digitalisasi, seperti digital marketing, untuk membantu memaksimalkan pengumpulan zakat. Hal ini juga penting untuk mendukung UMKM yang ada. Oleh karena itu, kami berharap lebih banyak pihak yang terlibat dalam mendukung inisiatif ini,” jelas Prof. Ali.
Sementara itu, Jajang Abdul Karim, CEO Bank Syariah Indonesia Regional VIII Surabaya, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan BAZNAS Jatim. Ia menekankan pentingnya diskusi untuk memperkuat sinergi antara kedua lembaga yang memiliki visi yang sejalan dalam pengelolaan zakat dan pengembangan umat.
“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan ini dan berharap bisa berdiskusi mengenai sinergi yang dapat kami perkuat bersama. Bank Syariah Indonesia saat ini adalah bank syariah terbesar di Indonesia dan berada di peringkat kesembilan di dunia. Dengan total aset nasional sebesar 375 triliun rupiah, kami berada di posisi kelima bank terbesar di Indonesia. Bank kami juga memiliki misi dan visi yang luar biasa, terutama dalam pembayaran zakat,” ujar Jajang dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Jajang menyoroti kontribusi besar BSI dalam pembayaran zakat, termasuk zakat perusahaan sebesar 220 miliar rupiah yang disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia pada tahun sebelumnya. Selain itu, BSI juga aktif dalam membantu pembangunan masjid di berbagai daerah, seperti di Bojonegoro dan Bromo.
“Kami siap bekerja sama dengan BAZNAS, baik dalam urusan bisnis maupun urusan keumatan, karena kami percaya sinergi ini bisa memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Salah satu sinergi yang bisa kami lakukan adalah dengan memfasilitasi pembayaran zakat di restoran dan tempat publik lainnya, seperti yang telah kami terapkan di beberapa daerah,” tambahnya.
Audiensi ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua II BAZNAS Jatim Dr. K.H. Ahsanul Haq, M.Pd.I., Wakil Ketua III BAZNAS Jatim Dr. K.H. Muhammad Zakki, M.Si., Kabag Pengumpulan BAZNAS Jatim Abdul Kholik, IsE Manager Bank Syariah Indonesia Regional VIII Surabaya Emir Syafiah, serta jajaran manajemen BSI.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan zakat dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan umat di Jawa Timur.
(Laporan:baznas//Spotnews.id-RyN)