SPOTNEWS.ID, Surabaya, Jawa Timur – Peringatan HUT RI ke 77 Radio Suara Muslim Surabaya bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana Univeritas Airlangga membedah “Makna Merdeka Bagi Pondok Pesantren” pada 19 Agustus 2022.
KH. Muhammad Zakki, Pengasuh Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo yang menjadi pembicara dalam dialog Ranah Publik mengungkapkan, pesantren harus bisa merdeka secara ekonomi dan jihadnyanya adalah jihadpreneur yang akan melahirkan mujahidpreneur yang lahir dari kalangan pesantren dengan produk yang bermanfaat untuk umat.
“Pesantren hari ini harus merdeka secara ekonomi. Apapun yang kita wujudkan dalam kerangka untuk membangun pesantren entrepreneur itu adalah sebuah misi jihad. Kalau sudah jihadnya itu jihadpreneur maka akan lahirlah mujahidpreneur. Mujahidpreneur ini mereka dari kalangan pesantren yang bisa membuat produk dan produknya bermanfaat”, tutur pria yang akrab disapa Kiai Zakki tersebut.
Suparto Wijoyo, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga mengatakan, pendidikan pesantren tidak boleh di pandang sebelah mata karena mampu memproduksi ilmu agama dan entrepreneur. “Pesantren tidak boleh dipandang sebelah mata, bahkan sepenuh mata hari ini karena apa, karena pesantren memproduksi produk ilmu agama, produk amal dan produk ekonomi entrepreneur”, katanya dalam acara dialog Ranah Publik Radio Suara Muslim Surabaya yang dipandu oleh Muhammad Nashir.
Makna Merdeka Bagi Pesantren
Dalam kesempatan ini pula Suparto Wijoyo, memberikan pandangannya bahwa gerakan melawan kolonialisme bermula dari ulama-ulama pondok pesantren dan pesantren mandiri sejak lahir. “Tidak ada gerakan revolusioner melawan kolonialisme yang tidak bermula dari pesantren, ulama-ulama para pejuang kita seungguhnya adalah mentor besar dan penggerak utama untuk merdeka. Dan hari ini kita mengisi kemerdekaan ketemu Pondok Pesantren Mukmin Mandiri yang merdeka secara finansial dan ekonomi. Dan pesantren itu mandiri sejak lahir, coba apa ada pesantren itu yang menempati gedung bekas dari kolonialis? Tidak ada,” terangnya.
Suparto menambahkan, bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan dan pesantren berperan besar dalam mempertahankan kemerdekaan. “Agustus ini kan memang bulan kemerdekaan dan ternyata pesantren sesungguhnya berperan besar sebelum kemerdekaan, sampai kepada kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan dan sampai hari ini mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan insan-insan yang merdeka secara ekonominya, merdeka keilmuwannya,” tambahnya.
Terakhir, KH. Muhammad Zakki, memberikan cloassing steatment tentang makna kemerdekaan. “Hidup harus bisa memberi manfaat kepada orang lain. Ketika kita bisa memberi manfaat kepada orang lain, maka orang lain itu tersenyum. Dan saat kita menyenyumkan orang lain itulah merdeka. Kemerdekaan itu sejatinya adalah ruang yang di buka oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan ruang itu membuat hidup kita makin punya kekuatan. Dan kekuatan itu yang membuat hidup kita senantiasa mencapai titik kebahagiaan. Kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akherat,” tutupnya (Fil).