SPOTNEWS.id, Jakarta – Perkembangan komoditas kopi di Indonesia sangat pesat, namun perlu didukung dengan kesiapan teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai bagi petani, agar mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu Standar Nasional Indonesia.
Ketersedian dalam jumlah yang cukup dan pasokan tepat waktu, serta keberlanjutan merupakan syarat yang dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang lebih menguntungkan. Perlu diketahui untuk menjaga jaminan mutu bagi konsumen dibutuhkan penerapan Good Agricultural Practice (GAP). Hal ini agar menjamin bahwa produk yang dipasarkan diperoleh dari serangkaian proses efisien, produktif dan ramah lingkingan sehingga petani mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan harga pasar yang memadai.
Dalam hal ini, pengelolahan Kopi secara basah. Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Ichwan mengatakan Pengolahan basah (West Indische Bereiding) biasa diterapkan di Indonesia sejak perkebunan kopi Robusta mulai berkembang. Prosesnya memerlukan banyak air, yaitu sebanyak 16-18 liter/kg kopi biji.
“Karena itu pengelolahan justru terjadi dalam musim kemarau, maka masalah air penting bagi cara pengelolahan ini. pengelolahan basah dapat dilakukan dua cara, “ujar Ichwan kepada Spotnews.id
Ia menuturkan, pengelolahan yang dilakukan tersebut, melputi penggunaan fermentasi dan tanpa menggunakan fermentasi. Pengelolahan dengan fermentasi akan menghasilkan kopi lebih bersih dari lendir, sehingga proses pembersihan lebih cepat.
“Proses fermentasi selama 36 jam, berdampak pada penyusutan berat kopi mencapai 24%. tapi tergantung temperaturnya juga, jika semakin tinggi temperaturnya maka akan besar penyusutannya, “terangnya.
Sementara itu pengelolahan tanpa fermentasi memiliki rendaman lebih tinggi. karena selama perendaman biji kopi masih hidup, sehingga disimilasi (pemecahan) yang menhasilkkan produk yang menguap menyebabkan penyusutan berat.
“Prosesnya ini alami dan akan membuat ceri terfermentasi secara natural pula karena kulit luar ceri akan terkelupas dengan sendirinya, “tutupnya. (dn)