Spotnews, id- Jakarta, Pasar digital sangat potensial. Menyedot perhatian banyak negara untuk berinvestasi. Menangkap peluang, sebab pasarnya sangat terbuka, luas dan prospektif. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan bahwa potensi pasar digital RI mencapai sekitar Rp 4500 triliun. Ia berharap Indonesia harus jadi pemain utama, bukan cuma ‘penonton’ atau konsumen di pasar digital. Awalnya dalam sambutannya di agenda Asian Creative & Digital Economy Youth Summit di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Erick mengatakan Indonesia berpotensi menjadi pangsa pasar digital terbesar di ASEAN. Jumlahnya mencapai 40-50% total pasar ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Kita bisa meng-cover sekitar 40-50% dari total ekonomi digital. Angkanya sekitar Rp 4.500 triliun. Jadi ini pasar yang bisa dimasuki, tapi di saat yang bersamaan, jumlah populasi ASEAN sekitar 600 juta. Mayoritas demografi Indonesia juga anak muda,” ucapnya Sabtu (28/10/2023).
Dengan potensi sedemikian besar, Erick menekankan agar Indonesia tidak hanya menjadi ‘penonton’ di pasar ekonomi digital. Menurutnya, Indonesia harus berupaya menjadi pusat penggerak ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Tentu yang mau kita tekankan jangan sampai kita sekadar jadi (konsumen) market saja, kita harus menjadi bagian daripada tadi yang namanya teknologi, perlindungan konsumer, UMKM, dan lain-lain ini yang mau kita lakukan. Kita juga harus menjadi center-nya,” tegasnya. Sebagai Plt. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, ia mencatat ada sekitar 150 juta pemain game online di Indonesia. Sejumlah tersebut dinilainya menghasilkan keuntungan yang besar bagi berbagai perusahaan digital.
Kalau kita lihat itu ada 150 juta pemain games di Indonesia, yang uangnya tidak tahu berapa billion, tapi transaksinya semua terkontrol bahkan agak dimonopoli. Makanya kemarin saya rapat, saya bilang keberatan, ini harus mesti fair sama bangsa Indonesia, kita jangan disedot terus secara ekonominya tetapi bagaimana kita win-win saling menguntungkan,” bebernya.
Oleh sebab itu, Erick mengatakan Indonesia juga harus berupaya mendorong pengembangan game online sendiri. Kolaborasi yang saling menguntungkan antar negara, ucapnya, harus dibangun bersama. “Kita tidak anti asing tapi kita tidak mau jadi market saja. Inilah kenapa hari ini juga saya tekankan kolaborasi win-win partnership itu penting. Jadi yang kita harapkan ini menjadi sebuah hal yang baik buat semua,” imbuhnya.
(Ferdy/ Detik Finance diolah Spotnews)