SPOTNEWS.id, Surabaya – Dalam rangka optimalisasi Program Prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentang Peningkatan Kemandirian Pangan. Maka berkaitan dengan hal itu, Pejabat Analisa Kebijakan Ahli Utama Provinsi Jawa Timur menggelar Focus Group Discussion membahas Strategi Pengendalian Inflasi Komoditi Beras Jatim, yang bertempat di Ruang Rapat Jayabaya, Kantor Gubernur Jatim, Surabaya. Rabu (29/3/2023).
Pada kesempatan itu, diskusi dipimpin oleh Analis Kebijakan Utama Bidang Industri dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Drajat Irawan, SE., MT, Analis Kebijakan Ahli Utama Sekda Jatim Dr. I Gusti Ngurah Indra Setiabudi Ranuh dan Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si beserta Akademisi dari Perguruan Tinggi.
Perlu diketahui dalam rapat ini, membahas tentang kondisi komoditas beras di Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil atau produsen komoditi beras terbesar Nasional pada tahun 2022.
“Laporan BPS menunjukkan, jumlah produksi beras nasional mencapai 31,54 juta ton pada 2022. Angka ini naik tipis 0,59% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada 2022 Jawa Timur menjadi produsen beras terbesar, dengan capaian produksi 5,5 juta ton atau 17,44% dari total produksi beras nasional, “ujar Analis Kebijakan Utama Dr. Ir. Drajat Irawan, SE., MT, disampaikan saat rapat di Kantor Gubernur.
Lebih lanjut, Mantan Kadis Peridustrian dan Perdaganan Jatim ini menyebut, volume produksi beras di Jawa Timur tahun 2022 mencapai 5.500.802 ton.
“Tentunya akan terus kita pantau kondisi beras di Jatim jangan sampai mengalami kelangkaan dan jika mengalami kenaikan harga beras akan kita diskusi dengan pihak-pihak terkait serta mencari kendala para petani, “kata dia.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Utama Sekda Jatim Dr. I Gusti Ngurah Indra Setiabudi Ranuh menambahkan diskusi ini merupakan upaya Pemprov Jatim untuk melakukan pengkajian terkait kondisi beras dan mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas.
“Agenda berikutnya, kami akan melakukan diskui lagi untuk memastikan kondisi petani gabah di Jatim sebagai bahan laporan kepada Gubernur Khofifah, “ucap Indra.
Wakil Ketua Umum Kading Jatim, Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si menyampaikan dari sisi pengusaha, pihaknya berpendapat bahwa perlunya pemberdayaan mulai dari hulu hingga hilir, yaitu dengan keberpihakan terhadap petani.
“Perlu di kaji terkati kondisi petani, dengan memantau harga pupuk hingga harga jual gabah, karena untuk meningkatkan produktivitas pagi. Semoga dengan diadakan diskui ini kedepannya Jatim bisa meningkatkan kondisi produktivitas padi dan petani sejahtera, “tutup Kyai Zakki. (dn)