Spotnews.id- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) se-Jawa Timur resmi meluncurkan Program Penguatan Modal UMKM yang ditujukan untuk mendukung pelaku usaha mikro agar terbebas dari jeratan rentenir. Acara tersebut berlangsung di Grand Swiss-Belhotel Darmo, Surabaya, Kamis (19/9/2024).
Hadir dalam peluncuran ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Ketua BAZNAS Jatim Prof. Dr. K.H. Ali Maschan Moesa, M.Si., Direktur KPw BI Kanwil Prov. Jatim M. Noor Nugroho, Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK Prov. Jatim Dedy Patria, dan Para Kepala OPD Prov. Jatim yang hadir.
Turut hadir, Wakil Ketua II BAZNAS Jatim Dr. K.H. Ahsanul Haq, M.Pd.I., Wakil Ketua III BAZNAS Jatim Dr. K.H. Muhammad Zakki, M.Si., serta Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.
Tak ketinggalan, Ketua Pengurus Wartawan Indonesia Luthfi Hakim, Direktur IT & Digital Bank Jatim Zulhelfi Abidin, Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag Jatim, Drs. Mufi Imron Rosyadi, MEI, serta perwakilan Bank Syariah Indonesia KC Surabaya Darmo.
Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, dalam peluncuran program ini, memberikan apresiasi atas kontribusi BAZNAS dalam mendukung pencapaian target pemerintah, khususnya di sektor ekonomi produktif.
“BAZNAS merupakan salah satu mitra strategis pemerintah dalam mencapai target ekonomi produktif. Banyak target kami yang tercapai berkat peran BAZNAS,” ungkap Adhy Karyono.
Ia juga menekankan pentingnya memberikan penghargaan kepada para stakeholder yang mendukung BAZNAS melalui penunaian zakat dan infak.
“Kita harus memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh stakeholder yang menyalurkan zakat dan infaknya melalui BAZNAS,” tambahnya.
Adhy Karyono menjelaskan, melalui bantuan ekonomi produktif, baik dalam bentuk permodalan maupun alat produksi, pemerintah bersama BAZNAS mampu menggerakkan ekonomi riil yang langsung berdampak pada masyarakat.
“Di Jawa Timur, tentu saja dengan kita menggelontorkan bantuan-bantuan yang sifatnya ekonomi produktif, baik berupa akses permodalan, maupun alat produksi, itu membuat ekonomi riil bergerak dan hasilnya menetes pada masyarakat miskin,” jelasnya.
Lebih lanjut, Adhy menegaskan bahwa peran BAZNAS sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah tantangan ekonomi saat ini.
“BAZNAS berperan sebagai penyelamat dalam menjaga kestabilan ekonomi,” ujarnya.
Program Penguatan Modal UMKM sebelumnya telah diterapkan di berbagai wilayah seperti Banyuwangi, Ngawi, dan Tulungagung.
Tujuan dari program ini yaitu mendukung para pelaku usaha mikro, khususnya pedagang kecil dan Pedagang Kaki Lima (PKL), agar terbebas dari jeratan rentenir dengan pinjaman berbunga tinggi.
“Misal pinjam Rp1 juta, kembali Rp1,3 juta. Kan kasihan mereka. Ini sudah kami coba di Ngawi, Tulungagung, dan Banyuwangi. Kami berikan pinjaman, tetapi pelunasannya semampunya. Namun, pada akhirnya kami kembalikan lagi kepada mereka, yang penting mereka tidak berhutang lagi ke rentenir,” jelas Ketua BAZNAS Jatim Prof. Dr. Ali Machan Moesa.
Prof. Ali Maschan juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah, khususnya Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, yang sangat peduli terhadap masalah ini.
“Pak Pj. Gubernur sangat peduli terhadap hal ini. Alhamdulillah, hari ini mulai diluncurkan, dan contoh keberhasilannya bisa dilihat dari testimoni di tiga kabupaten tadi,” paparnya.
Ia juga menekankan bahwa BAZNAS memprioritaskan pelaku usaha kecil yang rentan terjerat utang kepada rentenir.
“Yang penting, mereka memiliki usaha. Kami prioritaskan pedagang kecil, karena mereka selama ini berhutang Rp1 juta, tetapi mengembalikannya Rp1,3 juta. Apa tidak kasihan mereka?” ujarnya.
Melalui program-program ini, Prof. Ali menegaskan bahwa tugas BAZNAS adalah untuk mengentaskan kemiskinan dan mengatasi ketimpangan ekonomi di tengah masyarakat.
“Inilah tugas kami di BAZNAS sebagai lembaga pemerintah non-struktural, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan dan mengatasi disparitas seperti itu,” pungkasnya.
Sejak 2019, program ini telah menyalurkan bantuan modal lebih dari Rp 706.250.000 kepada 665 mustahik dari 24 kelompok di Banyuwangi. Di Ngawi, sejak 2022 program ini telah membantu 508 pedagang, termasuk 458 pedagang sayur dan 50 PKL. Sedangkan di Tulungagung, sekitar 353 pedagang, mulai dari pedagang sayur, penjahit, hingga warung makan, telah menikmati manfaat program ini, dengan 64% aktif ber-infak.
Program ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga melatih mustahik untuk ber-infak dan ber-sedekah. Salah satu inisiatif yang dijalankan adalah program “Sedekah Shubuh,” di mana mustahik menyumbangkan Rp 2.000 setiap hari sebelum bekerja, yang kemudian disetorkan ke kantor BAZNAS setempat.
(Laporan:Baznas//Spotnews.id-Ryn)