SPOTNEWS.id, Surabaya – Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia yang telah banyak menarik minat pasar lokal hingga mancanegara.
Berdasarkan data kementerian Pertanian tahun 2021, Provinsi Jawa Timur memproduksi kopi hingga 48-60.000 ton permusim. Tak heran, provinsi ini memiliki beragam kopi khas dengan klualitas mendunia menjadikan peminatnya terus bertambah.
Hal ini disebabkan, seorang yang dulunya tidak mengkonsumsi minuman hasil olahan biji tersebut, setelah itu ikut arus penggemar kopi. Tak jarang hal itu terjadi.
Eksportir sekaligus Direktur Utama PT. Bintang Tunggal Sejati, Boentoro Oetomo mengatakan, dari segi kacamatanya, produsen kopi di Jatim terus mengalami peningkatan dan ada lima daerah penghasil kopi terbesar di Jatim. Banyuwngi, Jember, Bondowoso, Malang dan Pasuruan.
“Kelima daerah tersebut juga memiliki sejumlah UKM yang memproduksi hingga menjual kopi-kopi asli daerahnya, kebutuhan kopi di Jatim untuk di produksi mencapai 60 ribu ton pertahun, tentu hal ini berpotensi akan semakin meningkat, “ujar Boentoro, kepada Spotnews.id. Kamis (22/12/22).
Ia menyebut, sementara untuk kebutuhan eksportir di Jatim, bisa jadi membeli kopi dari daerah lain dan jenisnya, kopi robusta dan ada juga arabica.
“Kami selaku eksportir juga berpotensi membeli kopi dari luar provinsi di Indonesia karena tentunya memenuhi kebutuhan peminat kopi, “jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perusahaannya telah mengekspor kebutuhan kopi yang masih berupa biji mentah ke sejumlah negara, yakni Jerman, Itali dan negara-negara lain di eropa.
“Kami ekspor kopi di sejumlah negara di benua eropa, karena antusias masyarakat di luar negeri sangat luar biasa, jadi tak heran kualitas kopi di Jatim memang nomor satu, “terangnya.
Ketua Dewan Kopi (DEKOPI) Jawa Timur, Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si menambahkan, ada kiasan dan pesan setiap butiran kopi, jika digiling rasa pahit akan semakin kuat saat di seduh. Begitulah seorang Kiai yang gamblang meracik kopi berbagi tips.
“Pesan tersebut sedikit banyak menggambarkan kondisi dunia kopi di Jawa Timur. Semakin digali fakta-fakta perihal budi daya tanaman kopi, bertambah detail dipelajari, maka ada temuan kisah pahit.
Namun demikian, Kata Pengasuh Pesantren Mukmin Mandiri, menyebut, di balik kepahitan itu, ada potensi yang bisa digarap.
“Sama seperti kopi, di balik rasa pahit, ada varian rasa lain yang menyertai, menjadikan kopi nikmat selalu dicari. Belakangan, dunia sedang gemar terhadap komoditas ini, yang berarti pasar tersedia, tinggal bagaimana pemangku kebijakan mendorong sektor hulu-hilir kopi berkembang, “tutupnya. (un)