SPOTNEWS.id, Sampang – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur bersama Bupati Sampang H. Slamet Junaidi dan Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat menyambut kedatangan penyintas warga Sampang tahap 2 dari Rusunawa Jemundo di Pendapa Trunojoyo, Kamis (04/05/2023).
Turut menyambut kedatangan, Wakil Ketua I Baznas Jatim Prof. Dr. Ali Maschan Moesa, M.Si, Tenaga Ahli Kantor Staff Presiden, Kepala Bidang Paham Keagamaan dan Penanganan Konflik Kementerian Agama RI, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim, Forkopimda Kabupaten Sampang serta tokoh dan ulama setempat.
Dalam hal ini, Baznas Jatim turut berperan penting terhadap pemulangan penyintas aliran syiah yang sekian belasan tahun mengungsi di Rusun Jemundo Sidoarjo. Melalui program RTLH, Baznas secara simbolis juga menyerahkan bantuan untuk perbaikan tempat tinggal sebesar 20 juta kepada mereka.
Selain itu, Baznas memberi bantuan tempat tinggal atau rusun sebanyak 200 unit di dua kecamatan omben dan karang penang, Kabupaten Sampang.
“Baznas Jatim berperan dalam hal ini juga memberikan bantuan sebanyak 200 unit hunian di Rusun. kali Ini tahap tahap yang kedua sebanyak 14 unit, sedangkan yang tahap pertama sudah terealisai sebanyak 82 unit dan insyalaah sisanya masih proses, “ujar KH. Ali Maschan Moesa kepada Spotnews.id saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, Anggota DPR-RI priode 2009-2014 ini, mengatakan, pemulangan penyintas warga Sampang dari Jemundo merupakan komitmen bersama bagaimana memanusiakan manusia.
“Ini merupakan upaya bersama dalam menyelesaikan konfil syiah yang sudah berlalu dan sekarang saatnya yang usai biar usai mari merangkul bersama, “tutur Rektor Universitas Islam Kediri.
Sementara itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mengungkapkan keberhasilan menyelesaikan konflik syiah berkat sinergi yang kuat dari banyak pihak yang membantu.
“Niat menyelesaikan konflik syiah atau memulangkan penyintas warga Sampang dari Jemundo merupakan komitmen kami bagaimana memanusiakan manusia,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, komitmen dalam menyelesaikan konflik syiah sudah dari awal sejak memimpin. Bahkan pihaknya rela merogoh kantong pribadi.
“Kami ingin menyelesaikan konflik yang sudah 11 tahun berjalan, kamipun merasa berdosa apabila tidak bisa memulangkan eks pengikut syiah yang ada di Jemundo,” tambahnya.
Editor: dn/Spotnews Surabaya