Blitar, Spotnews.id – Peternakan sapi perah senilai Rp. 11 miliar di Gunung Gede Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar terancam tidak bisa beroperasi. Peternakan yang bakal bersaing dengan perusahan sapi perah Greenfields Indonesia itu berpotensi tidak bisa menjalankan bisnisnya.
Hal itu terjadi lantaran pihak perusahaan belum mengajukan izin UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar. Sesuai aturan jika pihak perusahaan tidak mengantongi izin tersebut maka perusahaan sapi perah yang memiliki nilai investasi Rp. 11 Miliar rupiah itu, tidak akan diperkenankan beroperasi.
“Mengajukan izin saja belum kog, belum ada dokumen yang diajukan dan kami terima,” kata Kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Ahmad Cholik.
Meski belum mengantongi izin UKL/UPL, namun pada kenyataannya peternakan itu telah dihuni oleh puluhan ekor sapi perah. Tentu hal ini menjadi perhatian serius dari DLH Kabupaten Blitar.
Pihaknya mewanti-wanti perusahaan sapi perah itu agar taat terhadap peraturan yang berlaku. Termasuk soal izin UKL/UPL untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
“Ya segera diselesaikan seharusnya, termasuk soal pembebasan lahan infonya kan belum beres jadi kalau itu sudah beres yang bisa segera untuk melakukan perizinan,” tegasnya.
Dari informasi yang beredar total lahan yang dipersiapkan untuk peternakan sapi perah tersebut mencapai 25 hektar. Lokasi peternakan sapi perah ini juga sudah dipastikan jauh dari pemukiman penduduk.
Namun hingga kini sejumlah perizinan dari perusahaan sapi perah itu belum dilengkapi. Sejauh ini hanya izin NIB yang sudah keluar, sementara izin lain hingga sekarang belum juga diurus.
“Kami pastikan kami belum menerima pengajuan izin, secara prosedural kalau belum mengantongi izin ya tidak boleh beroperasi,” pungkasnya.
Informasi yang diterima Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, perusahaan tersebut rencananya bakal mendatangkan sapi perah dari australia. Total sapi perah yang bakal diimpor pun mencapai 10 ribu ekor.
Namun hingga sekarang hal itu belum bisa direalisasikan lantaran masih terbentur oleh sejumlah izin yang belum keluar. Jika nanti sudah beroperasi maka perusahaan sapi perah ini akan menjadi pesaing dari Greenfields Indonesia yang lebih dulu menanamkan investasinya di Bumi Penataran.
“Total investasinya sekitar Rp. 11 miliar rupiah tapi kemungkinan lebih karena untuk bangun kandang juga, sapinya rencananya impor dari Australia,” Kata Eko Susanto, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.
(Sumber: Brita jatim // Spotnews.id – Ash)