SPOTNEWS.id, Turkiye – Korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan 7.8 Magnitudo yang melanda Turki – Suriah pada Senin (6/2/2023) terus bertambah. Setidaknya ada ribuan bangunan yang luluh lantah akibat gempa tersebut hingaa warga terjebak di puing-puing.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkap kondisi cuaca selama evakuasi korban.
“Cuaca ekstrem menambah sulitnya evakuasi terhadap korban. Para penyintas dibiarkan berebut makanan dan tempat berlindung, “ujar Erdogan.
Semantara itu, menurut warga terdampak, bahwa tim evakuasi dalam menangani gempa dinilai lambat. Terkait hal ini, Erdogan merespon dengan mengunjungi salah satu tempat yang terdampak yaitu di pusat gempa Kahramanmaras.
“Tentu ada kekurangannya. Kondisinya jelas terlihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini,” ujar Erdogan seperti dikutip AFP.
Para pejabat dan petugas medis mengatakan 9.057 orang tewas di Turki dan setidaknya 3.042 di Suriah dari gempa itu. Sehingga, total jumlah korban menjadi 12.099. Angka itu masih bisa bertambah berlipat ganda.
Karena skala kerusakan dan kurangnya bantuan yang datang ke daerah tertentu, para penyintas merasa sendirian dalam menanggapi bencana tersebut.
“Bahkan, bangunan yang belum runtuh pun rusak parah. Sekarang ada lebih banyak orang di bawah reruntuhan dari pada yang di atasnya,” kata seorang penduduk bernama Hassan, yang tidak menyebutkan nama lengkapnya, di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak.
“Ada sekitar 400-500 orang yang terjebak di bawah setiap bangunan yang runtuh, hanya 10 orang yang berusaha mengeluarkannya. Dan tidak ada bantuan peralatan,” dia menambahkan.
White Helmets, yang memimpin upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terkubur di bawah puing-puing di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah, meminta bantuan internasional. Mereka seolah sedang berpacu dengan waktu.
Seorang pejabat terkemuka PBB menyerukan fasilitasi akses bantuan ke kawasan yang dikuasai pemberontak di barat laut. PBB memperingatkan stok bantuan akan segera habis.
“Kesampingkan politik dan biarkan kami melakukan pekerjaan kemanusiaan kami,” kata koordinator residen Suriah El-Mostafa Benlamlih. (rk/dt)