SPOTNEWS.ID, Jakarta – Acara Seminar GPP Wilayah IV Banyuwangi mengusung tema Solusi Pemanfaatan Lahan yang Kurang Produktif, Dongkrak Swasembada Gula Nasional di Pabrik Industri Gula Glenmore Banyuwangi Jawa Timur.
Dihadiri Mantan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Ir. Karyadi, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, M. Khoiri, Sevp Operation PTPN XII, Yualianto dan hadir 150 Pengusaha Gula dan Pengusaha Perkebunan Jawa Timur (GPP), Selasa (04/10/2022)
Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP) Jawa Timur Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si, menyampaikan, pada Tahun 2023 dunia mengalami krisis global. Tentu kondisi tersebut mengancam dunia usaha, khususnya usaha di sektor perkebunan.
“Karena itu, perlu penyiapan langkah-langkah stratejik. Langkah yang membuka ruang pemberdayaan usaha di perkebunan dan penguatan kelembagaan perkebunan. Misalnya, pemanfaatan lahan yang tidak produktif untuk tanam tebu guna mendukung Swasembada Gula Nasional, “terang Kyai Zakki kepada Spotnews.id Selasa (04/09/22).
Lebih lanjut, Kyai yang juga pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur mengatakan, di samping itu, Perkebunan swasta dan BUMN bisa memanfaatkan lahan yang tidak berpotensi sebagai tanaman utama, bisa berpartisipasi melakukan usaha tanaman kayu.
” Misalnya, kayu jenis sengon, jabon putih dan mahogany yang di harapkan menjadi bahan baku utama permebelan. Sebab, target ekspor mebel sampai tahun 2024, tiap tahunnya sebesar USD 5 milyard/ tahun, dibutuhkan kayu sejumlah kurang lebih 11 juta M3. Perhutani saat ini hanya produksi kayu log rata-rata 1 juta M3 dan diindikasi tiap tahunnya hasil lahannya berkurang, “ujarnya.
Kata Kyai nyentrik yang juga menjabat Wakil Ketua III Baznas Jatim, Posisi ini perkebunan swasta atau BUMN bisa memanfaatkan atau menggantikannya. Lahan yg tidak potensial sebagai tanaman utama, bisa melakukan tanaman kayu tersebut.
” Penguatan kelembagaan perkebunan menjadi penting. Penguatan ini untuk mengantisipasi GUP (Gangguan Usaha Perkebunan). Melakukan advokasi dan pendampingan dalam rangka perpanjangan HGU dan mengawal percepatan proses perpanjangannya. Di samping itu, optimalisasi kemitraan Plasma dan Inti-plasma di perkebunan, ” tutup Kyai Zakki yang juga pengasuh Pesantren Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo usai menjadi keynote speakerbpada acara seminar tersebut.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, M. Khoiri, menambahkan, langkah yang harus dilakukan Optimalisasi luas tanam di areal perkebunan.
” Optimalisasi luas tanam tebu rakyat, dan semuanya dilakukan dengan menyesuaikan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kab. Banyuwangi No 8/2012, ” kata M. Khoiri.
Hal senada, disampaikan Mantan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Ir. Karyadi, pemanfaatan usaha di lahan areal perkebunan untuk swasembada gula masih memungkinkan terbuka.
” Competetivness penyediaan bahan baku tebu makin sulit. Di samping itu, tentu inovasi usaha-usaha lain di sektor perkebunan menjadi penting, “pungkas Karyadi.
Ketua Panitia yang juga menjabat Manager Kali Kempit Banyuwangi, Santika Permana menyimpulkan, seminar ini solusi faktual tanam tebu guna swasembada gula nasional. (dv)