SPOTNEWS.id, Surabaya – Bulan Ramadhan 1444 H telah memasuki hari ketiga, ibadah puasa yang mulanya berat dilakukan mulai terbiasa dilaksanakan. Sampai tak terasa akhir pekan telah tiba dan penting untuk kita memanfaatkannya dengan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga sekaligus menunggu waktu berbuka puasa. Mengunjungi museum dapat menjadi pilihan yang dapat dilakukan. Kota Surabaya memiliki beraneka macam museum salah satunya Rumah HOS Tjokroaminoto.
Rumah HOS Tjokorominoto tergolong sebagai destinasi wisata berupa museum pahalawan nasional. Rumah HOS Tjokoraminoto berlokasi di Jalan Peneleh VII Nomor 29-31. Waktu operasional dari rumah HOS Tjokroaminoto adalah dari hari Selasa sampai dengan Minggu. Mulai buka pukul 09.00-17.00 Waktu Indonesia Barat.
Rumah HOS Tjokroaminoto tutup pada hari Senin dan pengunjung tidak dikenakan biaya masuk (gratis) ketika hendak mengunjungi museum tersebut. Rumah HOS Tjokroaminto merupakan bangunan yang telah berdiri dari abad XIX. Rumah tersebut ditempati oleh Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminto ketika tinggal di Surabaya.
HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai ketua organisasi Sarekat Islam, salah satu organisasi pergerakan terbesar di Hindia Belanda. Dulunya selain untuk ditinggal, rumah HOS Tjokroaminoto juga difungsikan untuk kos-kosan oleh sang istri. Selain itu sebagai tempat HOS Tjokroaminoto mengajar dan berdiskusi bersama akrivis muda.
Tokoh-tokoh besar pergerakan Indonesia pernah tinggal sekaligus menjadi murid Tjokroaminoto di antaranya Semaoen, Alimin, Musso, dan Kartosoewirjo. Presiden Soekarno ketika menempuh studi di HBS Surabaya juga sempat tinggal di Rumah HOS Tjokroaminoto.
Pada kemudian hari murid-murid yang pernah singgah di Rumah HOS Tjokroaminoto hidup dengan jalannya masing-masing. Soekarno teguh dengan nasionalismenya sampai menjadi presiden pertama Republik Indonesia.
Lalu terdapat Semaoen, Alimin, dan Musso yang getol berjuang melalui paham komunis, sampai mendirikan Partai Komunis Indonesia.
Terakhir terdapat Kartosoweijo yang berjuang di ranah pemikiran Islam radikal. Lantas Tjokroaminoto dikenal sebagai guru pendiri Bangsa Indonesia. Rumah tersebut kini telah menjadi kepemilikan dari Pemerintah Kota Surabaya dan berstatus sebagai Bangunan Cagar Budaya.
Sebagai tambahan informasi, Raden Masj Haji Oemar Said Tjokroaminoto lahir pada tanggal 16 Agustus 1882, dan wafat pada tanggal 17 Desember 1934. HOS Tjokroaminoto semasa hidupnya mendirikan organisasi dagang nasional bersama Samanhudi yang dikenal sebagai Sarekat Dagang Indonesia.
HOS Tjokroaminoto merupakan putra dari R.M. Tjokroamiseno. Kakeknya R.M. Adipati Tjokronegoro merupakan Bupati Ponorogo. Selain itu mertuanya R.M. Mangoensoemo pernah menjabat sebagai wakil bupati Ponorogo.
Lalu bagaimana apakah anda masih belum tergugah untuk berkunjung ke Rumah HOS Tjokroaminoto dan menilik sejarahnya lebih dalam. (*)