Spotnews.id- Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), sebuah kegiatan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat telah berlangsung sukses di Distrik Yembun dan Fef, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya. Kegiatan ini dipimpin oleh Akhmad Rudi Masrukhin, peneliti yang terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat untuk daerah 3T, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas tutor keaksaraan fungsional di sekolah adat melalui Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak terkait.
FGD di SMK Negeri 1 Yembun: Membangun Diskusi Kritis
FGD pertama dilaksanakan pada 12 November 2024 di SMK Negeri 1 Yembun, yang dihadiri oleh kepala sekolah, pengawas pendidikan, serta pengelola dan tutor dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kalvari, PKBM Emaus, dan PKBM Kasih Rumbai Koteka. Para peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam mengelola pendidikan berbasis keaksaraan di wilayah terpencil tersebut serta solusi yang dapat diterapkan.
Efendi, pengelola PKBM Kasih Rumbai Koteka, mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini, “Semoga kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberi dampak positif bagi masyarakat dan dunia pendidikan di daerah 3T,” ujarnya.
Sesi Kedua di Fef: Fokus pada Peningkatan Kapasitas Tutor
Sesi kedua FGD berlangsung di Aula SMP Negeri 1 Fef, yang berfokus pada peningkatan kapasitas tutor keaksaraan fungsional. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw, Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan PAUD, serta para kepala sekolah dan tutor keaksaraan dari berbagai PKBM di Kabupaten Tambrauw.
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penyerahan perangkat Starlink Net kepada PKBM Kasih Rumbai Koteka. Perangkat ini diharapkan dapat membantu meningkatkan akses komunikasi dan informasi di daerah pegunungan yang selama ini kesulitan dalam mengakses internet.
Fransikus Tawer, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw, menyatakan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pendidikan tinggi dalam mengembangkan PKBM di daerah-daerah terpencil. “Dinas tidak bisa bekerja sendirian. Kami sangat mendukung kolaborasi ini, dan berharap dapat bekerja lebih intensif untuk mempercepat pembangunan pendidikan di daerah kami,” ujar Fransikus.
Antusiasme Peserta dan Harapan untuk Keberlanjutan
Agusthina Batlajery, seorang tutor di PKBM, menambahkan, “Kami sangat senang bisa berinteraksi langsung dan mendapatkan pengetahuan baru. Sebelumnya, kami hanya mendapat informasi melalui buku atau online, sekarang kami bisa berkolaborasi langsung dengan para ahli.”
Para peserta lainnya mengungkapkan harapan agar kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan pelatihan lebih lanjut, baik secara daring maupun luring, untuk memastikan program keaksaraan fungsional dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Komitmen Berkelanjutan dari Pihak Terkait
Akhmad Rudi Masrukhin, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember dan sebagai Pimpinan Baznas Kab. JEMBER, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun kemitraan yang lebih kuat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendidikan tinggi. “Kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada pendidikan di Papua, khususnya di daerah 3T. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan memberi manfaat yang lebih besar untuk masyarakat di daerah ini,” ujar Rudi.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pemerataan Pendidikan
Kegiatan pendampingan ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi tantangan pendidikan di wilayah 3T. Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis untuk mempercepat pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian khusus. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi titik awal bagi program-program pendidikan lainnya yang akan memperkuat kualitas pendidikan di Kabupaten Tambrauw dan wilayah terpencil lainnya.(laporan:Spotnews.id-Ryn)