Sidoarjo,Spotnews.id- Dalam upaya menanggulangi masalah rumah tidak layak huni (RTLH), Baznas Sidoarjo baru-baru ini melakukan survei dan asesmen yang mengungkapkan tiga kisah penuh harapan dari warga yang tinggal dalam kondisi memprihatinkan. Kisah-kisah ini tidak hanya menggambarkan kesulitan yang mereka hadapi, tetapi juga semangat juang yang luar biasa meskipun berada dalam situasi yang penuh tantangan.
Kisah pertama datang dari Ibu Intan Permatasari, seorang ibu setengah baya yang tinggal di Desa Janti, Kecamatan Waru. Ibu Intan, yang kini menjadi orang tua tunggal setelah suaminya meninggal, harus menghidupi anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD. Rumahnya yang sudah ambruk di bagian atap selama satu setengah tahun ini tak kunjung diperbaiki karena keterbatasan ekonomi. Sehari-hari, Ibu Intan bekerja sebagai penjaga stand pentol untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, kendala ekonomi membuatnya tidak mampu memperbaiki rumah yang kini hanya bisa ditinggali sementara di tempat saudaranya.
Kisah kedua adalah tentang Bapak Jamila, seorang penderita ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang tinggal di Desa Berbek, Kecamatan Waru. Rumahnya, yang sebagian besar atapnya sudah ambruk, sempat menjadi perhatian masyarakat setelah Banser setempat melakukan gotong royong membersihkan rumahnya pada 2 Februari lalu. Kondisi rumah yang memprihatinkan ini menggambarkan perjuangan Bapak Jamila dalam melawan penyakit mental sembari berusaha mempertahankan tempat tinggalnya.
Kisah ketiga melibatkan pasangan lansia, Ibu Sudarmiati dan Bapak Kagus, yang berusia sekitar 70 tahun. Mereka tinggal di Perum Pabean Permai, Sedati, dalam kondisi rumah yang sangat memprihatinkan. Atap rumah mereka jebol dan bocor setiap kali hujan turun. Setiap hari, mereka berusaha menjual nasi bungkus untuk mendapatkan penghasilan, meskipun terkadang hanya berhasil menjual kurang dari 20 bungkus. Bahkan, modal untuk berjualan pun sering kali harus dipinjam dari tetangga.
Achmad Richie, Staf Pelaksana Baznas Sidoarjo yang memimpin survei dan asesmen ini, menegaskan komitmennya untuk membantu warga yang kesulitan. “Kami berkomitmen untuk membantu mereka yang dalam kesulitan. Setiap rumah memiliki cerita dan harapan yang layak untuk diperjuangkan,” ujarnya.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar survei, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian nyata Baznas Sidoarjo terhadap warganya yang kurang beruntung. Dengan adanya dukungan dari masyarakat, Baznas berharap dapat merehabilitasi rumah-rumah ini dan memberikan harapan baru bagi penghuninya.
Meski hidup dalam kondisi yang serba kekurangan, kisah-kisah ini menunjukkan bahwa di balik setiap kesulitan, terdapat semangat yang tak pernah padam. Baznas Sidoarjo bertekad menjadi jembatan antara harapan dan kenyataan, membantu mereka yang membutuhkan agar bisa kembali merasakan kehidupan yang layak dan penuh kebahagiaan.
Dengan langkah-langkah konkret dan kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan kisah-kisah ini tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga menginspirasi kita semua untuk saling membantu dan peduli terhadap sesama, membangun Sidoarjo yang lebih baik dan penuh kasih.
(Laporan:Spotnews.id-Ryn)