SPOTNEWS.ID, Sidoarjo – Pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo, Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si yang biasa disapa Kiai Zakki menjelaskan tentang ‘siapa manusia yang bodoh itu’? dalam Kajian Kitab Tanbihul Ghafilin di RumahPreneur Jl. Ijen No 16 Kepuh Kiriman RT 02, RW 04 Waru Sidoarjo pada Kamis, (04/11/2022).
Kata Kiai Zakki manusia yang bodoh adalah mereka yang sibuk memupuk harta kekayaan namun lalai dalam urusan kehidupan di akherat. Cirinya adalah adanya keinginan yang berlebihan, tidak ada rasa puas.
“Orang yang bodoh itu orang yang sibuk memupuk harta benda, sibuk memenuhi kebutuhan yang dianggap sebagai sumber kebahagiaan dari harta yang di tumpuknya. Padahal itu tidak menjamin kebahagiaan hidup di akherat. Dan orang yang bodoh itu orang yang lalai dengan kehidupan di akherat, lupa sholat, tidak bersedekah dan tidak berbuat kebaikan,” kata Kiai Zakki
Dalam Ngaji kitab Tanbihul Ghafilin yang di ikuti oleh puluhan warga Kepuh Kiriman dan santri Ponpes Mukmin Mandiri, Kiai Zakki menjelaskan bagaimana mensikapi rasa ketidak puasan dalam urusan dunia. “Makanya kita harus mampu membatasi segala bentuk keinginan yang berlebihan. Bukannya apa-apa, karena sebaiknya kita merasa puas dan banyak-banyak bersyukur kepada Allah,” jelas Ulama yang saat ini menjadi Wakil Ketua III Baznas Jawa Timur.
Lebih lanjut, Kiai Zakki memberikan contoh, ada orang yang super sibuk bekerja, kaya raya tapi tidak pernah merasa bahagia karena dalam hatinya masih merasa kurang tidak ada puasnya. “Ada orang itu sukses bisnisnya, duitnya banyak, kaya raya. Tapi tidak pernah tenang hatinya. Di dalam hatinya itu masih meraa kurang dalam pencapaiannya. Enggak tenang dia. Tidak pernah puas. Ini namanya sibuk memburu dunia tapi lalai akan urusan kehidupan di akherat kelak,” tegasnya.
Dalam Kajian Kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits as-Samarqandi, Kiai Zakki memberikan pesan-pesan penting bagaiman seharusnya agar kita tidak menjadi orang yang bodoh dalam urusan dunia, urusan harta, urusan pekerjaan. Berikut pesannya.
- Jangan mengurangi kewajiban kita kepada Allah dari urusan usaha.
- Jangan mempersulit orang lain
- Jangan berlebihan dalam berusaha
- Jangan memupuk harta yang kemudian kita anggap harta kekayaan itu menjamin kebahagiaan
- Jangan sekali-kali mengangap rezeki yang diperoleh murni karena usaha kita, karena sesungguhnya rezeki itu sumbernya dari Allah.
Itulah pesan Kiai Zakki yang digaungkan di RumahPreneur pada Kajian Kitab Tanbihul Ghafilin.
Sementara itu, Ngaji Kitab Tanbihul Ghalifin yang diasuh Kiai Zakki di RumahPreneur Jl Ijen Kepuh Kiriman mendapat sambutan baik oleh Tokoh Masyarakat Bapak H. Maujut, dia menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Kiai Zakki yang bersedia meluangkan waktu mengajarkan Kitab Tanbihul Ghafilin di lingkungan warga Kepuh Kiriman Waru Sidoarjo.
“Saya pribadi dan mewakili warga mengucapkan terimakasih kepada Pak Kiai Zakki yang sudah berkenan meluangkan waktu ditengah kesibukkannya sebagai mubaligh padatnya jadwal ceramah sekaligus sebagai tokoh penting di Jawa Timur ini, ya pengusaha, yang pengasuh pesantren. Sekali lagi terimakasih Pak Kiai, semoga bisa istiqomah dan nantinya akan lebih banyak lagi warga kepuh kiriman yang mengikuti kajian seperti ini. Ini bagaikan nutrisi bagi kita para orang-orang yang lalai atas kehiudpan duniawi agar selalu ingat kekuasaannya. Dan pentingnya kehidupan diakherat,” ungkapnya. (Ru/Gik)